Senin, 01 Juli 2013

I'm Sorry (One Shoot/Flash Fiction)

Title                : I’m Sorry
Cast                : - Baek Su Yeon
     - Choi Seung Hyun
                        - Choi Hye Yoon (Choi Seung Hyun’s sister)
Genre              : Sad Romance
Length             : Flash Fiction (1.117 words)
Author            : Q.B
Disclaimer      : Halo, readers. Tengkyu banget udah mau niat membaca fanfic saya. Ide cerita sebagian dari hasil pikiran saya dan sebagian lagi terinspirasi dari novel yang baru author beli (novel latar Jepang pula-___-) . Mungkin ini adalah FF pertama kali saya yang bisa selesai dari sekian FF yang mengalami kegagalan (?). Sebenarnya saya sangat ingin menyelesaikannya hanya saja saya mengidap “Tabestry syndrome”. Kesal banget !! Oke. Daripada banyak curcol gaje, langsung saja kita ke T~K~P~~ !!
Udara malam semakin dingin. Langitpun terlihat begitu polos. Gelap. Tidak ditemani bintang-bintang atau bulan yang biasa aku sukai. Sambil menghela nafas panjang, aku membuka pintu rumahku pelan. Penat dan pikiran kusut karena aktivitas yang kujalani sehari penuh menyesak tubuhku.
Muphy -anjing betina piaraanku- menyambutku dengan suara guk-nya yang sangat imut dan ekornya yang digoyangkan. Aku tersenyum melihat kebiasaan lucunya. Selalu membuatku terhibur.
“Merindukanku ya?” aku mengusap kepala anjingku.
Aku merebahkan tubuhku di tempat tidurku. Perasaanku sedikit baikan karena sudah membersihkan diriku dan menikmati alat aroma terapi yang sudah kunyalakan. Belum sempat aku masuk dalam dunia mimpi, handphoneku berdering.
Astaga… ini sudah jam berapa,batinku sambil membuka mini bag untuk mengambil handphoneku.
“Yoboseo…” sahutku lemah. Jujur, aku benar-benar lelah lahir batin(?). Jika ada orang yang salah sambung, mungkin aku spontan mengumpatnya.
“Chagi-ah, ini aku.” Sahut suara berat itu dari seberang. Ah… iya. Aku pun baru ingat aku punya namjachingu.
“Ada apa, Seung Hyun oppa?” tanyaku datar.
“Kau dimana sekarang? Aku sudah menunggumu di depan restoran favoritmu. Aku merindukanmu, Su Yeon-ah. Aku ingin bertemu denganmu.” Kata Seung Hyun yang terdengar sedikit memelas.
Mataku melirik ke arah jam dinding. Jam 23.30. Pantas saja pikiranku terus merutuk minta tidur. Baiklah…
“Mianhae, oppa. Aku lelah sekali hari ini. Seharian ini aku sangat sibuk menyelesaikan proyek galeriku. Datenya diundur ya~” jawabku sebisa mungkin untuk bersuara lembut. Aku tidak ingin kekacauan yang terjadi di otakku merusak nada bicaraku untuk kekasihku. Yah… Inilah cinta.
Aku mendengar hembusan nafas dari Seung Hyun. “Sudah 3 minggu kita tidak bertemu dan kau masih sibuk dengan proyekmu? Ayolah… aku juga sibuk tapi aku selalu meluangkan waktu untukmu. Hanya malam ini saja, Su Yeon-ah. Kalau lelah, aku bisa menjemputmu sekarang.”
Aku ingin menjawab namun otakku seperti kehabisan alasan. “Chagi-ah, mianhae. Aku tidak bisa malam ini. Bagaimana jika besok? Aku traktir makanan kesukaanmu sebagai gantinya. Oke?”
“Chagi-ah…” suara Seung Hyun terdengar sangat memelas. Aku benar-benar tidak tahan. Jariku reflek memencet tombol disconnected. Mematikan handphoneku dan meletakannya meja disamping tempat tidurku. Dengan cepat, aku sudah tertidur lelap.

Su Yeon, aku merindukanmu…
Aku ingin kau mengetahui seberapa sering aku memikirkanmu. Seberapa besar aku ingin selalu ada di sisimu…
Karena aku mencintaimu…
Sayangnya, aku tidak bisa mengatakannya. Kejadian ini telah terjadi… Bukan… Ini takdir. Maafkan aku, Su Yeon…
Baek Su Yeon…
Aku benar-benar minta maaf…
Maafkan aku…

“SEUNG HYUN OPPA !”pekikku tiba-tiba. Aku terbangun. Ahh... kepalaku berdenyut. Sakit sekali. Aku berusaha memfokuskan pikiranku dan membuka mataku. Cahaya matahari pagi sudah menghiasi jendelaku beserta kicauan merdu burung-burung kecil. Tapi, semua keindahan itu belum bisa membuatku fokus. Ada apa ini? Kenapa perasaanku sesak sekali? Sepertinya aku bermimpi buruk. Ah… aku benar-benar tidak bisa mengingat mimpi itu. Tanpa sadar, air mata menetes dari mataku. Astaga… kenapa aku menangis?
Ting tong…
Bel pintu rumahku berbunyi. Aku mengusap air mataku. Cepat-cepat aku menyingkapkan selimut dan berlari menghampiri pintu.
Aku membuka pintu dan aku melihat pria berpakaian serba putih didepanku. Aku mengenal wajahnya yang kucintai.
“Seung Hyun oppa…” lirihku. Aku tak menyangka dia datang pagi-pagi dan berpenampilan keren begini. Wajahnya terlihat lebih bersinar. Tampan.
Mungkin efek sinar matahari. Kau berlebihan, Su Yeon, aku merutuk diriku sendiri yang mulai melamun karena pesona kekasihku.
“Oppa, masuklah. Maaf aku berantakan begini.” Kataku tidak enak. Ia menatapku lembut dan tersenyum. Lalu, ia masuk ke dalam dan duduk di sofa. Aku berjalan hendak menyalakan TV yang berada didepan sofa yang diduduki Seung Hyun. Berharap ia tidak bosan menungguku.
“Oppa, sebentar ya. Aku mau beres-beres. Oh iya, Seung Hyun oppa mau minum apa?” kataku kepadanya. Baru kali ini aku merasa salah tingkah.
Ia hanya menggeleng, membalas tawaranku dengan tersenyum. Baiklah. Aku harus segera berberes. Anjingku bangun –tertidur di sofa sebelahnya- karena suaraku tadi lalu berjalan masuk ke kamarku tanpa reaksi apapun. Aneh. Biasanya ia selalu menyambut siapapun yang datang, termasuk Seung Hyun.
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar setelah selesai berganti baju. Seung Hyun masih duduk di sofa sambil menonton TV yang kunyalakan tadi. Aku pun berjalan menghampirinya dan duduk disebelahnya. Ia menyadari aku mendekat dan menatapku , tersenyum lembut.
Aku mulai merasa tidak terbiasa. Setahuku, dari perkenalan hingga jadian, aku belum pernah melihat senyum yang semanis itu. Maksudku, ia sangat mempesona dan bercahaya sekarang.
“Oppa, maafkan aku gak bisa datang malam itu. Kamu gak marah kan?” kataku sambil menyandarkan kepalaku ke bahunya. Seung Hyun tidak menjawabku namun tangannya bergerak menggenggam tanganku lembut. Yah…ini perlakuan romantis yang sering ia lakukan padaku setiap kali bertemu. Aku bisa merasakan ia mencium keningku sekarang.
“Terimakasih, oppa. Aku mencintaimu.” Kataku mesra sambil menatap lekat padanya. Aku bisa merasakan perasaan Seung Hyun. Perasaan cintanya yang dalam padaku. Tatapan matanya –yang bagiku- sangat spesial. Senyum paling indah yang pernah kulihat. Ini benar-benar pagi yang sangat indah. Ia datang ke rumahku dan bersikap sangat romantis padaku. Hatiku mulai menyesal kenapa aku menolak ajakannya malam itu.
Ting tong…
Aku mendengar bel pintu berbunyi. “Oppa, sebentar ya.” Kataku masih menggenggam tangannya. Ia mengangguk. Tersirat ada perasaan sedih pada matanya. . Astaga… tatapan itu membuatku tidak tega.
“Sebentar aja kok.” Kataku lembut.Aku ingin memastikan padanya aku akan segera kembali. Ia menunduk dan melepaskan genggaman tangannya dari tanganku. Aku langsung berdiri dan berjalan cepat menghampiri pintu. Aku terkejut.
“Hye Yoon oennie…” gumamku. Aku tidak menyangka kakak perempuannya kekasihku datang sepagi ini.
Hye Yoon terlihat sangat sedih. Tiba-tiba, ia memelukku dan menangis.
“Oennie, uljima~ gwencanayo??” tanyaku iba.
“Su Yeon…” ia terisak. “Seung Hyun… Seung Hyun…”
Aku melepas pelukan dan menatap Hye Yoon heran. “Wae? Ia sedang duduk di sofa dan menonton TV disini sekarang.”
“Apa maksudmu? Ia baru saja mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Ia di rumah sakit sekarang.” Kata Hye Yoon berusaha menahan kepiluan hatinya.
Aku terdiam. Tidak! Tidak mungkin!
Aku langsung berbalik meninggalkan Hye Yoon dan berlari menuju ruangan itu. Aku terkejut dan jatuh lemas. Seung Hyun tidak ada. Lalu… Jika Hye Yoon tidak bohong, lantas siapa tadi? Aku yakin itu dia. Wajah dan senyum yang sangat aku cintai. Yang baru saja mengecup keningku. Air mataku menggenang dan aku menangis keras…
”Seung Hyun !!”


-THE END-

Akhirnya !!!!!
Heuh… gimana? Feelnya kurang dapet ya? Terlalu singkat? Hehehe
Maklum belum pintar-pintar amat bikin beginian. Aku akan banyak belajar dan berharap bisa bikin lagi yang menggoncang (?) emosi.
Mohon kritikan dan komentarnyaaaa~~~^^*bow*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar